"Kau cantik sekali, Sayang..." puji Branden seraya
mengecup kening istrinya dengan mesra.
"Terima kasih, Bran!" ucap Yana seraya
tersenyum.
"O ya, pukul berapa bismu akan berangkat?"
tanya Branden.
"Pukul 10.30 WIB," jawab Yana.
Branden melirik arlojinya, dilihatnya jam baru
menunjukkan pukul 9.00 WIB. "Ngomong-ngomong,
2
kapan Nak Jodi akan menjemputmu?" tanyanya
kemudian.
"Sebentar lagi," jawab Yana singkat.
Pada saat itu, putri mereka yang bernama Rani
Dewina datang membawa tiga cangkir teh dan
langsung meletakkannya di atas meja. Bersamaan
dengan itu, sebuah sedan biru metallic tampak
memasuki pekarangan dan berhenti persis di muka
rumah. Pengemudinya yang bertubuh tegap terlihat
turun seraya tersenyum kepada keluarga Branden.
Dialah Jodi Darmawan, pemuda tampan yang akan
menjemput Yana. Sejenak pemuda itu melihat ke
sekelilingnya—memperhatikan pekarangan yang
tampak begitu asri, lalu dengan segera pemuda itu
menghampiri mereka. "Selamat pagi, Pak, Bu!"
ucapnya seraya berjabatan tangan dengan keduanya.
"Selamat pagi, Nak Jodi! Mari, Nak! Silakan duduk
dulu!" tawar Branden ramah.
"Iya, Nak. Kita ngobrol-ngobrol sebentar. Masih
ada cukup waktu kok," timpal Yana seraya
memandang pemuda itu sambil tersenyum tipis,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar